Kamis, 24 Juni 2010

Pendidikan dalam Keluarga

Pendidikan dalam Keluarga

Hubungan antar individu dalam lingkungan keluarga sangat mempengaruhi kejiwaan anak dan dampaknya akan terlihat sampai kelak ketika ia menginjak usia dewasa. Suasana yang penuh kasih sayang dan kondusif bagi pengembangan intelektual yang berhasil dibangun dalam sebuah keluarga akan membuat seorang anak mampu beradaptasi dengan dirinya sendiri, dengan keluarganya dan dengan masyarakat sekitarnya.Oleh karena itu, dalam proses pembentukan sebuah keluarga diperlukan adanya sebuah program pendidikan yang terpadu dan terarah. Program pendidikan dalam keluarga ini harus pula mampu memberikan deskripsi kerja yang jelas bagi tiap individu dalam keluarga sehingga masing-masing dapat melakukan peran yang berkesinambungan demi terciptanya sebuah lingkungan keluarga yang kondusif untuk mendidik anak secara maksimal.

Dalam bagian pertama buku ini akan kami paparkan beberapa faktor yang signifikan dalam garis-garis besar pendidikan keluarga menurut ajaran Islam, yaitu sebagai berikut.

1. Keterpaduan Program Pendidikan

Keberadaan sebuah program yang jelas dalam menjalani kehidupan akan memberikan pengaruh yang positif terhadap perilaku seseorang. Jika kita benar-benar yakin pada nilai positif program tersebut dan menjalankannya dengan konsekuen, sebuah karakter positif dalam perilaku kita akan terbentuk. Adanya program hidup yang sama, akan menghasilkan perilaku yang sama pula. Oleh karena itu, program tunggal dapat dijadikan parameter untuk mengetahui sejauh mana tindakan dan perilaku kita sesuai dengan program itu.

Suami isteri harus bersepakat untuk menentukan satu program yang dengan jelas menerangkan hak-hak dan kewajiban masing-masing dalam keluarga. Islam dengan keterpaduan ajaran-ajarannya menawarkan sebuah konsep dalam membangun keluarga muslim.

Konsep ini adalah konsep rabbani yang diturunkan oleh Allah, Tuhan Yang Maha mengetahui. Dialah yang menciptakan manusia dan Dia pulalah yang paling mengetahui kompleksitas kehidupan manusia. Dengan demikian dapat kita katakan bahwa konsep yang ditawarkan oleh Islam adalah satu-satunya konsep dan program hidup yang sesuai dengan fitrah manusia.

Konsep Islam adalah sebuah konsep yang secara jelas dan seimbang mendistribusikan tugas-tugas kemanusiaan. Islam tidak pernah memberikan tugas yang tidak dapat dilakukan oleh seorang manusia dengan segala keterbatasannya. Konsep ini tidak akan pernah salah, tidak memiliki keterbatasan, dan tidak mungkin mengandung perintah dan tugas yang tidak dapat dilakukan. Penyebabnya tentu saja, karena konseptornya adalah Allah SWT.

Konsep keluarga Islami memberikan prinsip-prinsip dasar yang secara umum menjelaskan hubungan antaranggota keluarga dan tugas mereka masing-masing. Sementara itu, cara pengaplikasian prinsip-prinsip dasar ini bersifat kondisional. Artinya, amat bergantung pada kondisi dan situasi dalam sebuah keluarga dan dapat berubah sesuai dengan keadaan.

Oleh karena itu, kedua orang tua harus bersepakat dalam merumuskan detail pengaplikasian konsep dan program pendidikan yang ingin mereka terapkan sesuai dengan garis-garis besar konsep keluarga Islami. Kesepakatan antara kedua orang tua dalam perumusan ini akan menciptakan keselarasan dalam pola hubungan antara mereka berdua dan antara mereka dengan anak-anak.

Keselarasan ini menjadi amat penting karena akan menghindarkan ketidakjelasan arah yang mesti diikuti oleh anak dalam pendidikannya. Jika ketidakjelasan arah itu terjadi, anak akan berusaha untuk memuaskan hati ayah dengan sesuatu yang kadang bertentangan dengan kehendak ibu atau sebaliknya. Anak akan memiliki dua tindakan yang berbeda dalam satu waktu. Hal itu dapat membuahkan ketidakstabilan mental, perasaan, dan tingkah laku.

Riset para ahli membuktikan bahwa anak-anak yang dibesarkan di sebuah rumah tanpa pengawasan kedua orang tua sekaligus lebih banyak bermasalah dibandingkan dengan anak-anak yang mendapatkan pengawasan bersama dari kedua orang tuanya.[1]

2. Hubungan Kasih Sayang

Salah satu kewajiban orang tua adalah menanamkan kasih sayang, ketenteraman, dan ketenangan di dalam rumah. Allah SWT berfirman,

و من آياته أن خلق لكم من أنفسكم أزواجا لتسكنوا إليها و جعل بينكم مودة ورحمة ..

Artinya: Di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah bahwa Ia menciptakan untuk kalian isteri-isteri dari jenis kalian sendiri agar kalian merasa tentram dengan mereka. Dijadikan-Nya di antara kalian rasa kasih dan sayang.[2]

Hubungan antara suami dan isteri atau kedua orang tua adalah hubungan kasih sayang. Hubungan ini dapat menciptakan ketenteraman hati, ketenangan pikiran, kebahagiaan jiwa, dan kesenangan jasmaniah. Hubungan kasih sayang ini dapat memperkuat rasa kebersamaan antaranggota keluarga, kekokohan pondasi keluarga, dan menjaga keutuhannya. Cinta dan kasih sayang dapat menciptakan rasa saling menghormati dan saling bekerja sama, bahu-membahu dalam menyelesaikan setiap problem yang datang menghadang perjalanan kehidupan mereka. Hal ini sangat berperan dalam menciptakan keseimbangan mental anak.

Dr Spock berpendapat sebagai berikut.

“Keseimbangan mental anak sangat dipengaruhi oleh keakraban hubungan kedua orang tuanya dan kebersamaan mereka dalam menyelesaikan setiap masalah kehidupan yang mereka hadapi”.[3]

Suami isteri harus berusaha memperkuat tali kasih di antara diri mereka berdua dalam semua periode kehidupan mereka, baik sebelum masa kelahiran anak mereka maupun setelahnya.

Memperkuat rasa cinta dan kasih sayang merupakan kewajiban yang diperintahkan oleh Allah SWT. Karena itu, menjaga keutuhan kasih sayang termasuk dalam perintah Allah dan merupakan salah satu cara mendekatkan diri kepada-Nya. Imam Ali bin Al-Husain Zainal Abidin a.s. mengatakan,

وأما حقّ رعيتك بملك النكاح , فأن تعلم أنّ الله جعلها سكنا ومستراحا وأنسا وواقية , وكذلك كلّ واحد منكما يجب أن يحمد الله على صاحبه , و يعلم أن ذلك نعمة منه عليه , ووجب أن يحسن صحبة نعمة الله ويكرمها ويرفق بها , وإن كان حقك عليها أغلظ وطاعتك بها ألزم فيما أحببت وكرهت ما لم تكن معصية , فإن لها حق الرحمة والمؤانسة وموضع السكون إليها قضاء اللذة التي لابدّ من قضائها وذلك عظيم

Artinya: Hak wanita yang engkau nikahi adalah engkau harus tahu bahwa Allah telah menjadikannya sebagai sumber ketenangan dan ketentraman bagimu serta sebagai penjaga harta dan kehormatanmu. Kalian berdua haruslah memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah atas anugerah yang Dia berikan berupa pasangan kalian. Engkau harus tahu bahwa itu semua adalah nikmat Allah atasmu. Karena itu, suami harus memperlakukan isterinya dengan baik, menghormatinya, dan berlemah-lembut terhadapnya, meskipun hak-haknya atas sang isteri lebih besar.Isteri harus menaati suaminya jika ia memerintahkan sesuatu, selama tidak berupa maksiat kepada Allah.

Isteri berhak untuk mendapatkan kasih sayang dan kelemah-lembutan karena dialah yang memberikan ketenangan hati bagi suami. Isterilah yang dapat memuaskan kebutuhan biologis suami yang memang harus disalurkan, dan hal itu adalah sesuatu yang agung.[4]

Ahlul Bait a.s. memberikan perhatian yang sangat besar terhadap keutuhan cinta kasih dalam sebuah keluarga. Anjuran-anjuran mereka berikut ini ditujukan kepada kedua pihak, suami dan isteri.

Dalam sebuah hadis, Nabi Muhammad SAWW bersabda,

خيركم خيركم لنسائه وأنا خيركم لنسائي

Artinya: Lelaki terbaik di antara kalian adalah orang yang paling baik terhadap isterinya. Dan aku adalah orang yang paling baik terhadap isteri.[5]

Imam Ja’far bin Muhammad Shadiq a.s. dalam sebuah hadis mengatakan,

رحم الله عبدا أحسن فيما بينه وبين زوجته

Artinya:Semoga Allah merahmati orang yang bersikap baik terhadap isterinya.[6]

Rasulullah SAWW bersabda,

فمن اتـخذ زوجة فـليكرمها

Artinya: Jika seseorang menikahi seorang wanita,ia harus berbuat baik kepadanya. [7]

Beliau juga bersabda,

أوصاني جبرئيل عليه السلام بالمرأة حتى ظننت أنه لا ينبغي طلاقها إلا من فاحشة مبينة

Artinya: Jibril sering berpesan kepadaku tentang wanita, sampai-sampai aku merasa bahwa wanita tidak berhak untuk diceraikan kecuali jika telah melakukan zina dengan terang-terangan.[8]

Anjuran-anjuran dan arahan yang diberikan oleh Nabi SAWW dan Ahlul Bait a.s. mengenai sikap baik dan penghormatan terhadap istri ini merupakan acuan penting yang harus diterapkan dalam rangka menciptakan kelanggengan hubungan cinta dan kasih sayang antara keduanya di dalam keluarga.

Di lain pihak, Ahlul Bait a.s. juga berpesan kepada kaum wanita untuk melakukan segala hal yang dapat menumbuhkan dan menjaga cinta dan kasih sayang dalam rumah tangga. Rasulullah Muhammad SAWW dalam hal ini bersabda,

إذا صلّت المرأة خمسها وصامت شهرها وأحصنت فرجها وأطاعت بعلها فلتدخل من أي أبواب الجنة شاءت

Artinya: Jika seorang wanita telah melakukan kewajibannya shalat lima waktu, berpuasa sebulan penuh pada bulan Ramadhan, menjaga kehormatannya, dan menaati suaminya, maka ia berhak untuk masuk ke dalam surga melalui pintu manapun yang ia sukai.[9]

Selain itu beliau juga bersabda,

ما استفاد امرؤ فائدة بعد الإسلام أفضل من زوجة مسلمة تسرّه إذا نظر إليها وتطيعه إذا أمرها وتحفظه إذا غاب عنها في نفسها وماله

Artinya: Setelah nikmat Islam, tak ada satupun nikmat yang melebihi isteri muslimah yang shalihah, yaitu isteri yang membuat suami senang saat memandangnya, patuh padanya saat ia menyuruhnya melakukan sesuatu, dan menjaga dirinya dan harta suaminya di saat sang suami tidak berada di rumah.[10]

Diriwayatkan bahwa seorang sahabat pernah mendatangi Rasulullah dan berkata, “Ya Rasulullah, aku memiliki seorang isteri yang selalu menyambutku ketika aku datang dan mengantarku saat aku keluar rumah. Jika ia melihatku termenung ia selalu menyapaku dan mengatakan, ‘Ada apa denganmu? Apa yang kau risaukan? Jika kau risau akan rezekimu, ketahuilah bahwa rezekimu ada di tangan Allah. Tapi jika kerisauanmu karena urusan akhirat, semoga Allah menambah rasa risaumu itu.’”

Setelah mendengar cerita sahabat beliau tersebut, Rasulullah SAWW bersabda,

بشّرها بالجنّة وقل لها : إنك عاملة من عمّال الله ولك في كلّ يوم أجر سبعين شهيدا , – وفي رواية – إن لله عزّ وجل عماّلا وهذه من عمّاله , لها نصف أجر الشهيد

Artinya: Berilah kabar gembira kepadanya tentang surga yang tengah menantinya! Dan katakan padanya, bahwa ia termasuk salah satu pekerja Allah. Allah SWT menuliskan baginya setiap hari pahala tujuh puluh orang yang gugur di jalan Allah. (dalam riwayat lain disebutkan), ‘Ketahuilah bahwa Allah memiliki banyak pekerja, dan ia termasuk salah satu dari mereka. Allah akan memberinya setengah dari pahala orang syahid.’ [11]

Imam Muhammad Baqir a.s. berkata,

جهاد المرأة حسن التبعّل

Artinya: Jihad bagi wanita adalah berbuat baik pada suaminya.[12]

Salah satu hal yang membantu dalam menambah rasa cinta, kasih sayang, dan perhatian suami adalah kepasrahan isteri pada suami saat ia menginginkan dirinya. Imam Ja’far Shadiq a.s. mengatakan,

خير نسائكم التي إذا خلت مع زوجها خلعت له درع الحياء وإذا لبست لبست معه درع الحياء

Artinya: Wanita terbaik adalah yang saat berduaan dengan suaminya ia menanggalkan semua rasa malunya dan jika ia memakai kembali pakaiannya ia kenakan lagi rasa malunya.[13]

Isteri sudah semestinya bersikap terbuka dan tidak malu-malu terhadap suaminya dengan tetap menjaga rasa hormat padanya. Dengan kata lain, seorang istri perlu menjaga keseimbangan antara sikap hormat dan terbuka.

Imam Ali bin Al-Husain a.s. menyebutkan beberapa faktor penting yang dapat menambah rasa cinta, kasih sayang, dan keakraban dalam keluarga, yaitu sebagai berikut.

لا غنى بالزوج عن ثلاثة أشياء فيما بينه وبين زوجته وهي الموافقة ليجتلب بها موافقتها ومحبتها وهواها,وحسن خلقه معها , واستعماله استمالة قلبها بالهيئة الحسنة في عينها وتوسعته عليها . ولا غنى بالزوجة فيما بينها وبين زوجها الموافق لها عن ثلاث خصال , وهي : صيانة نفسها من كلّ دنس حتى يطمئن قلبه إلى الثقة بها في حال المحبوب والمكروه وحياطته ليكون ذلك عاطفا عليها عند زلة تكون منها , وإظهار العشق له بالخلابة والهيئة الحسنة لها في عينه

Artinya: Seorang lelaki hendaknya memperhatikan tiga hal berikut ini dalam berhubungan dengan isterinya:

Pertama, memahami keadaan isteri, karena dengan itu ia dapat menarik perhatian isterinya untuk memahami keadaannya dan lebih mencintainya.

Kedua, bersikap baik terhadap isteri dan berusaha merebut hatinya dengan penampilan lahir yang menarik.

Ketiga, memaafkan kesalahan isteri.

Seorang wanita hendaknya memperhatian tiga hal berikut ini dalam pergaulannya dengan suami:

Pertama, menjaga diri dari segala kotoran dan noda, sehingga sang suami merasa tenang dengan keadaannya, baik di saat senang maupun di saat susah.

Kedua, mempercayai suami, karena hal itu dapat membuat sang suami mudah memaafkannya di kala ia melakukan kesalahan.

Ketiga, menampakkan rasa cinta kepadanya dengan berpenampilan menarik.[14]

Hubungan yang didasari oleh cinta dan kasih sayang sangat diperlukan dalam semua fase kehidupan, khususnya pada masa kehamilan. Sebab di masa-masa itu, isteri sangat memerlukan ketenangan dan keseimbangan mental. Hal itu sangat mempengaruhi keselamatan janin selama dalam kandungan dan keselamatan anak di masa menyusui.

3. Menjaga Hak dan Kewajiban

Di dalam konsep keluarga Islami telah ditentukan hak-hak dan kewajiban bagi masing-masing pihak suami dan isteri. Konsep ini jika benar-benar dijalankan akan menjamin ketenangan dan kebahagiaan dalam keluarga. Jika suami dan isteri konsisten dengan kewajiban dan hak-hak mereka, hal itu akan dapat mempererat tali cinta dan kasih antara mereka. Selain itu, hal ini dapat menjauhkan segala kemungkinan timbulnya perselisihan dan pertengkaran yang mengancam keutuhan rumah tangga yang dengan sendirinya berdampak negatif pada kejiwaan anak.

Hak terpenting yang dimiliki oleh suami adalah kepemimpinan dalam keluarga. Allah SWT berfirman,

الرجال قوّامون على النساء بما فضّل الله بعضهم على بعض وبما أنفقوا من أموالهم ..

Artinya: Kaum lelaki adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka.[15]

Isteri berkewajiban untuk menghormati hak suami ini dan menjadikan suami sebagai pemimpin karena kehidupan rumah tangga tidak mungkin berjalan dengan baik tanpa ada yang mengaturnya dan karena kepe-mimpinan layak untuk dipegang oleh kaum lelaki, sesuai dengan perbedaan yang ada antara suami dan isteri dalam hal fisik dan perasaan. Di samping itu, isteri juga harus menunjukkan kepemimpinan suami dalam keluarga di hadapan anak-anaknya.

Hak penting kedua bagi suami setelah kepemimpinan dalam keluarga dapat kita simpulkan dari riwayat berikut ini. Diceritakan bahwa seorang wanita datang dan bertanya kepada Rasulullah SAWW tentang hak suami atas isterinya. Dalam jawabannya, beliau bersabda,

أن تطيعه ولا تعصـيه , ولا تصدّق من بيتها شيئا إلاّ بإذنه ولا تصوم تطوعا إلاّ بإذنه , ولا تمنعه نفسها وإن كانت على ظهر قتب ولا تخرج من بيتها إلاّ بإذنه ..

Artinya: Isteri harus patuh dan tidak menentangnya. Ia tidak berhak untuk bersedekah apapun yang ada di di rumah suami tanpa izin sang suami. Selain itu, ia tidak diperbolehkan untuk berpuasa sunnah kecuali jika suami mengizinkannya. Selanjutnya, ia tidak boleh menghindar kala suaminya menginginkan dirinya walaupun ia sedang dalam kesulitan. Isteri tidak diperkenankan untuk keluar dari rumah kecuali dengan izin suami….[16]

Dalam hadis yang lain Rasulullah SAWW menye-butkan hak-hak suami sebagai berikut.

حقّ الرجل على المرأة انارة السراج واصلاح الطعام وان تستقبله عند باب بيتها فترحّب به وان تقدّم إليه الطشت والمنديل وان توضئه وان لا تمنعه نفسها إلاّ من علّة

Artinya: Hak suami atas isteri adalah bahwa isteri hendaknya menyalakan lampu untuknya, memasakkan makanan, menyambutnya di pintu rumah kala ia datang, membawakan untuknya bejana air dan kain sapu tangan lalu mencuci tangan dan mukanya, dan tidak menghindar saat suami menginginkan dirinya kecuali jika ia sedang sakit.[17]

Mengingat pentingnya perhatian terhadap hak-hak suami tersebut, Rasulullah SAWW mengatakan,

لا تؤدّي المرأة حقّ الله عزّ وجل حتى تؤدّي حقّ زوجها

Artinya: (Ketahuilah) bahwa wanita tidak pernah akan dikatakan telah menunaikan semua hak Allah atasnya kecuali jika ia telah menunaikan kewajibannya kepada suami.[18]

Di lain pihak, Islam juga telah menentukan hak-hak isteri yang harus diperhatikan oleh suami. Imam Ja’far Shadiq a.s., saat ditanya oleh Ishaq bin Ammar mengenai hak wanita atas suaminya, mengatakan,

يشبع بطنها ويكسو جثتها وإن جهلت غفر لها

Artinya: (Kewajiban suami atas isterinya adalah) memberinya makanan dan pakaian dan memaafkannya jika ia melakukan kesalahan.[19]

Khaulah binti Al-Aswad pernah mendatangi Rasulullah SAWW dan bertanya tentang hak wanita. Beliau dalam jawabannya mengatakan,

حقّك عليه أن يطعمك ممّا يأكل ويكسوك ممّا يلبس ولا يلطم ولا يصيح في وجهك

Artinya: Hak-hakmu atas suami adalah bahwa ia harus memberimu makan dengan makanan yang ia makan dan memberimu pakaian seperti ia juga berpakaian, tidak menampar wajahmu, dan tidak membentakmu. [20]

Hak istri yang lain adalah bahwa suami harus memperlakukannya dengan lemah lembut dan bersikap baik terhadapnya.

Hak istri dan seluruh anggota keluarga selanjutnya adalah bahwa suami harus bekerja untuk dapat memenuhi semua kebutuhan materi mereka. Rasulullah SAWW dalam hal ini bersabda,

الكادّ على عياله كالمجاهد في سبيل الله

Artinya: Orang yang bekerja untuk menghidupi keluarganya sama dengan orang yang pergi berperang di jalan Allah. [21]

Beliau juga bersabda,

ملعون ملعون من يضيع من يعول

Artinya: Terkutuklah! Terkutuklah orang yang tidak memberi nafkah kepada mereka yang menjadi tanggung jawabnya. [22]

Dalam hadis yang lain beliau bersabda,

حقّ المرأة على زوجها أن يسدّ جوعتها وأن يستر عورتها ولا يقبّح لها وجها فإذا فعل ذلك فقد أدّى والله حقّها

Artinya: Hak isteri atas suami adalah bahwa suami harus memberinya makan, menutupi auratnya, dan tidak memakinya. Jika seorang lelaki telah melakukan kewajibannya ini berarti ia telah menunaikan hak Allah atasnya. [23]

Baik suami maupun isteri harus saling memperhatikan dan menghormati hak pasangannya demi terciptanya suasana cinta dan kasih sayang dan keharmonisan dalam keluarga. Adanya sikap saling menghormati di antara keduanya akan mendorong masing-masing pihak untuk menunaikan semua hal yang menjadi kewajibannya demi kebahagiaan keluarga.

Kebahagiaan yang berhasil diciptakan akan menciptakan keseimbangan mental isteri selama masa kehamilan, menyusui, serta pada tahun-tahun awal umur anak, yang pada gilirannya akan sangat mempengaruhi keseimbangan dan kestabilan mental anak. Anak yang tumbuh dengan mental yang baik dan stabil, pikiran dan perilakunya akan berkembang dengan baik dan stabil pula serta akan dengan mudah menuruti semua anjuran dan nasehat diberikan kepadanya.

4. Menghindari Perselisihan

Pertengkaran dan perselisihan yang terjadi dalam keluarga akan menyebabkan suasana yang panas dan tegang yang dapat mengancam keutuhan dan kehar-monisan rumah tangga. Tidak jarang, pertengkaran itu berakhir dengan perceraian dan kehancuran keluarga. Fenomena ini merupakan salah satu hal yang paling dikhawatirkan oleh semua anggota keluarga, termasuk di dalamnya anak-anak.

Suasana yang menegangkan dalam rumah sangat berdampak negatif terhadap perkembangan dan pembentukan jati diri anak.

“Kelabilan sikap dan penyakit-penyakit kejiwaan yang diderita oleh anak-anak belia dan orang dewasa, disebabkan oleh perlakuan tidak benar yang diperlihatkan oleh orang tua mereka, seperti pertengkaran yang menyebabkan suasana dalam rumah panas dan menegangkan. Hal seperti itu membuat anak tidak merasa aman berada di dalam rumah”.[24]

Profesor Richard Fougen berpendapat bahwa,

“Ibu yang tidak diperlakukan dengan layak sebagai seorang manusia, sebagai ibu bagi anak-anaknya, dan sebagai isteri bagi suaminya, tidak akan mampu memberikan rasa aman pada diri anak-anaknya”.[25]

Perasaan aman dan tenang merupakan salah satu faktor terpenting dalam membangun kepribadian anak secara benar dan sempurna. Perasaan semacam ini tidak akan didapatkan dalam lingkungan yang selalu diliputi oleh ketegangan dan pertengkaran.

Dalam keadaan seperti itu, anak akan berada dalam kebingungan dan kebimbangan. Ia tidak tahu apa yang harus ia perbuat. Posisinya tidak memungkinkan baginya untuk menyelesaikan pertengkaran kedua orang tuanya, apalagi jika pertengkaran tersebut sampai menggunakan kekerasan. Di satu sisi, ia tidak mungkin akan berpihak pada salah satu dari orang tuanya.

Lebih dari itu, kebingungan anak akan memuncak kala masing-masing pihak yang berselisih berusaha untuk menarik dukungannya dengan menyebutkan bahwa pihaknyalah yang benar, sedangkan lawannyalah yang bersalah dan memulai menyulut api pertengkaran ini. Semua itu meninggalkan kesan negatif di hati, pikiran, dan perasaan si anak.

Dr Spock berpendapat sebagai berikut.

“Riset yang dilakukan oleh para ahli terhadap ribuan anak yang tumbuh besar di tengah-tengah keluarga yang selalu diliputi oleh ketegangan membuktikan bahwa mereka ketika menginjak usia dewasa akan merasa bahwa mereka tidak seperti orang-orang lain pada umumnya. Mereka kehilangan rasa percaya diri. Mereka pun takut untuk menjalin hubungan cinta yang sehat dengan orang lain, karena mereka selalu membayangkan bahwa membangun keluarga berarti menempatkan dirinya di suatu tempat yang dihuni oleh orang-orang yang selalu berselisih dan bertengkar satu dengan yang lainnya”.[26]

Setiap keluarga memiliki masalah yang berpotensi memicu percekcokan di antara mereka. Cara melampiaskan kekesalan dan kemarahan masing-masing pun berbeda. Sebagian orang terbiasa untuk menggunakan kata-kata kotor, makian, dan hinaan. Sebagian yang lain terbiasa untuk melayangkan tangan ketika amarahnya memuncak.

Saat menyaksikan adegan demikian, anak-anak akan belajar untuk mempraktekkannya ketika terlibat pertengkaran dengan kawan-kawannya. Hal itu akan mempengaruhi tingkah laku mereka saat kanak-kanak maupun saat menginjak usia dewasa nanti. Karena itulah kita banyak menyaksikan ataupun mendengar adanya anak yang sampai memaki ibunya atau bahkan memukulnya. Dan terkadang pula, si anak akan menggunakan apa yang ia pelajari itu terhadap isterinya ketika kelak menginjak usia dewasa.

Untuk mencegah terjadinya pertengkaran dan percekcokan antara suami dan isteri, atau paling tidak, mengurangi dampak negatif yang ditimbulkannya terhadap psikis dan mental, atau jika mungkin, menghilangkannya sama sekali, Islam telah mengenalkan sebuah konsep sempurna dalam menyelesaikan pertengkaran dan perselisihan dalam keluarga.

Pada uraian sebelumnya telah disebutkan bahwa Islam sangat menekankan pentingnya mempererat tali cinta kasih dalam keluarga. Selain itu juga telah disebutkan hak-hak dan kewajiban suami dan istri. Dalam ajaran Islam pun disebutkan tentang pentingnya proses seleksi dengan standar nilai Islam ketika memilih calon suami atau istri.

Semua ini dimaksudkan untuk mencegah perselisihan yang mungkin terjadi dalam keluarga. Namun jika tanda-tanda munculnya percekcokan sudah nampak, atau bahkan percekcokan itu telah terjadi, Islam menawarkan cara untuk mengakhirinya. Selain itu, Islam juga mengecam pihak yang memicu perselisihan dan memperingatkan semua pihak agar waspada terhadap masalah ini.

Rasulullah SAWW bersabda,

خير الرجال من أمتي الذين لا يتطاولون على أهليهم ويحنّون عليهم ولا يظلمونـهم

Artinya: Lelaki terbaik dari umatku adalah orang tidak menindas keluarganya, menyayangi mereka dan tidak berlaku zalim.[27]

Imam Muhammad Baqir a.s. dalam sebuah hadis menganjurkan para suami untuk bersabar menerima perlakuan buruk, sebab membalas keburukan dengan keburukan akan membuat area perselisihan bertambah luas. Beliau mengatakan,

من احتمل من امرأته ولو كلمة واحدة أعتق الله رقبته من النّار وأوجب له الجنّة

Artinya: Orang yang sabar dalam menerima perlakuan buruk istrinya, meskipun hanya sebatas satu kata, niscaya akan dibebaskan Allah dari siksa api neraka dan ditempatkannya di dalam surga.[28]

Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAWW menghimbau para suami untuk bersabar atas perlakuan buruk isterinya. Beliau bersabda,

من صبر على سوء خلق امرأته أعطاه الله من الأجر ما أعطى أيوب على بلائه

Artinya: Jika seseorang bersabar atas perlakuan buruk isterinya, Allah akan memberinya pahala seperti yang Dia berikan kepada Nabi Ayyub a.s. yang tabah dan sabar menghadapi ujian-ujian Allah yang berat. [29]

Bersabar terhadap perlakuan buruk isteri adalah hal yang mungkin dianggap tidak wajar oleh kaum lelaki. Tetapi dengan adanya perintah dan anjuran Nabi SAWW dan Ahlul Bait a.s., hal tersebut menjadi suatu yang sunnah yang akan dengan senang hati dijalankan oleh kaum lelaki yang beriman. Tanpa merasakan adanya kehinaan dan kerendahan bagi martabatnya sebagai suami, ia akan bersabar terhadap perlakuan buruk isterinya itu.

Meniru perilaku Rasulullah SAWW terhadap isteri-isteri beliau dan perilaku Ahlul Bait a.s. dapat meminimalkan timbulnya pertengkaran dalam keluarga. Imam Ja’far Shadiq a.s. berkata,

كانت لأبي عليه السلام امرأة وكانت تؤذيه وكان يغفر لها

Artinya: Ayahku pernah mempunyai seorang isteri yang sering menyakitinya. Namun, ayahku selalu mema-afkannya. [30]

Rasulullah SAWW melarang para suami untuk menggunakan kekerasan terhadap isterinya dalam hadis berikut ini.

أيّ رجل لطم امرأته لطمة أمر الله عزّ وجل مالك خازن النيران فيلطمه على حرّ وجهه سبعين لطمة في نار جهنّم

Artinya: Barang siapa melayangkan tamparan ke pipi isterinya satu kali, Allah akan memerintahkan malaikat penjaga neraka untuk membalas tamparan itu dengan tujuh puluh kali tamparan di neraka jahanam. [31]

Di pihak lain, kaum wanita pun dianjurkan untuk bersikap yang sama. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Imam Ja’far Shadiq a.s. menganjurkan kaum wanita untuk sedapat mungkin untuk menghindari pertengkaran yang buruk. Beliau berkata,

خير نسائكم التي إن غضبت أو أغضبت قالت لزوجها : يدي في يدك لا أكتحل بغمض حتى ترضى عني

Artinya: Wanita terbaik adalah wanita yang ketika marah atau membuat suaminya marah, berkata kepada suaminya itu, “Aku letakkan tanganku di tanganmu. Aku bersumpah untuk tidak tidur sebelum engkau mema-afkanku.” [32]

Imam Muhammad Baqir a.s. berkata,

وجهاد المرأة أن تصبر على ما ترى من أذى زوجها وغيرته

Artinya: Jihad bagi seorang wanita adalah bersabar terhadap perlakuan buruk dan rasa cemburu suaminya.[33]

Rasulullah SAWW melarang isteri untuk melakukan tindakan yang dapat memancing timbulnya pertengkaran. Beliau bersabda,

من شرّ نسائكم الذليلة في أهلها , العزيزة مع بعلها , العقيم الحقود , التي لا تتورّع عن قبيح , المـتبرّجة إذا غاب عنها زوجها , الحصان معه إذا حضر , التي لا تسمع قوله , ولا تطيع أمره , فإذا خلا بها تمنعت تمنع الصـعبة عند ركوبها ولا تقبل له عذرا ولا تغفرله ذنبا

Artinya: Wanita terburuk adalah wanita yang hina dalam keluarganya tetapi merasa mulia di hadapan suami; yang mandul dan selalu merasa dengki; yang tidak berhenti melakukan perbuatan buruk; yang selalu berhias kala suami bepergian dan bersikap sombong kala suami ada; yang tidak mendengar kata-kata suami dan tidak menuruti perintahnya; yang jika berduaan dengan suaminya akan menolak ajakannya; dan yang tidak pernah mau memaafkan kesalahan suami dan tidak menerima alasannya. [34]

Rasulullah SAWW dalam hadisnya melarang wanita untuk membebani suami dengan sesuatu yang di luar kemampuannya. Beliau bersabda,

أيّما امرأة أدخلت على زوجها في أمر النفقة و كلّفته مالا يطيق لا يقبل الله منها صرفا ولا عدلا إلاّ أن تتوب وترجع وتطلب منه طاقته

Artinya: Wanita yang memaksa suaminya untuk memberikan nafkah di luar batas kemampuannya, tidak akan diterima Allah SWT amal perbuatannya sampai ia bertaubat dan meminta nafkah semampu suaminya.[35]

Selain itu Rasulullah SAWW juga melarang wanita untuk mengungkit-ungkit kelebihannya atas suami. Beliau bersabda,

لو أن جميع ما في الأرض من ذهب وفضة حملته المرأة إلى بيت زوجها ثم ضربت على رأس زوجها يوما من الأيام , تقول : من أنت ؟ إنما المال مالي , حبط عملها ولو كانت من أعبد الناس, إلاّ أن تتوب وترجع وتعتذر إلى زوجها

Artinya: Seandainya seorang wanita datang ke rumah suaminya dengan membawa serta bersamanya seluruh kekayaan bumi dari emas dan peraknya, lalu pada suatu saat ia mengangkat kepalanya di hadapan suami sambil mengatakan, “Siapa kau ini? Bukankah seluruh harta ini adalah milikku?”, Allah akan menghapus semua amalan baiknya meskipun ia adalah orang yang paling banyak beribadah, kecuali bila ia bertaubat dan meminta maaf kepada suaminya. [36]

Rasulullah SAWW juga mengingatkan para wanita untuk tidak menggunakan kata-kata kasar yang dapat membangkitnya amarah suami saat berhadapan dengannya. Beliau bersabda,

أيّما امرأة آذت زوجها بلسانـها لم يقبل منها صرفا ولا عدلا ولا حسنة من عملها حتى ترضيه ..

Artinya: Jika seorang wanita menyakiti suaminya dengan kata-kata, Allah tidak akan menerima seluruh amalan baiknya sampai sang suami memaafkannya. [37]

Dalam hadisnya yang lain, Rasulullah SAWW melarang suami isteri tidak menyapa satu sama lain, karena hal itu merupakan awal perpisahan dan terputusnya hubungan antara mereka. Beliau bersabda,

أيّما امرأة هجرت زوجها وهي ظالمة حشرت يوم القيامة مع فرعون وهامان وقارون في الدّرك الأسفل من النار إلاّ أن تتوب وترجع

Artinya: Jika seorang wanita mendiamkan suaminya padahal ia adalah pihak yang salah dan berlaku zalim terhadapnya, Allah kelak akan mengumpulkannya bersama dengan Fir’aun, Haman, dan Qarun di dasar neraka, kecuali jika ia bertaubat dan kembali ke jalan yang benar. [38]

Semua perintah dan anjuran di atas, jika dijalankan dengan baik dan sempurna, akan menjamin keselamatan keluarga dari pertengkaran dan percekcokan atau paling tidak meminimalkannya. Namun bila pasangan suami isteri tidak mampu menjalankannya dengan baik, maka hendaknya pertengkaran yang terjadi di antara mereka tidak didengar oleh anak-anak. Sebaiknya, anak-anak tidak mendengar tuduhan-tuduhan, kata-kata kotor, dan makian yang terlontar dari kedua orang tua mereka.

Kewajiban orang tua adalah menjelaskan kepada anak-anak mereka bahwa pertengkaran dalam sebuah keluarga adalah hal yang wajar dan mereka berdua masih saling mencintai. Selain itu, mereka berdua juga harus secepatnya mencari jalan penyelesaian kemelut yang melanda rumah tangga mereka itu.

5. Ancaman Perceraian

Islam memperingatkan setiap pasangan suami istri tentang dampak negatif perceraian dan putusnya tali ikatan perkawinan. Dampak negatif tersebut akan menimpa kondisi psikis mereka berdua, anak-anak, dan juga masyarakat.

Perceraian adalah sumber kegelisahan dan kelabilan psikis, perasaan, dan tingkah laku anak karena ia sangat membutuhkan cinta dan kasih sayang yang seimbang dari ayah dan ibunya. Bahkan, seorang anak hanya dengan memikirkan dan mengkhayalkan perceraian kedua orang tua, akan merasa gelisah. Jika hal itu berkelanjutan akan berdampak negatif pada kestabilan perasaan dan kejiwaannya.

Sehubungan dengan hal ini, Islam telah menawarkan sebuah konsep dalam menjaga hubungan baik antara suami isteri untuk menghindarkan perceraian dan kehancuran rumah tangga. Dalam banyak nash, Islam bahkan melarang perceraian. Rasulullah SAWW bersabda,

أوصاني جبرئيل عليه السلام بالمرأة حتى ظننت انه لا ينبغي طلاقها إلاّ من فاحشة مبيّنة

Artinya: Jibril sering berpesan kepadaku tentang talak (perceraian), sampai-sampai aku mengira bahwa wanita tidak boleh dicerai kecuali jika telah melakukan perbuatan zina dengan terang-terangan.[39]

Imam Ja’far Shadiq a.s. mengatakan,

ما من شيء ممّا أحلّه الله عزّ وجل أبغض إليه من الطلاق وأن الله يبغض المطلاق الذوّاق

Artinya: Tidak ada sesuatu yang halal yang lebih Allah benci daripada perceraian. Allah sangat membenci orang lelaki yang gemar menceraikan isteri dan sering kawin hanya untuk menikmati wanita sesaat saja. [40]

Beliau juga berkata,

إن الله عزّ وجل يحب البيت الذي فيه العرس , ويبغض البيت الذي فيه الطلاق وما من شيء أبغض إلى الله عزّ وجل من الطلاق

Artinya: Sesungguhnya Allah SWT menyenangi rumah yang di dalamnya terdapat orang yang baru menikah, dan membenci rumah yang di dalamnya terdapat perceraian. Tidak ada sesuatupun yang lebih Allah benci daripada perceraian. [41]

Selain itu Islam, juga menganjurkan semua pasangan untuk menyusun strategi demi menghindari perceraian. Islam mengajak para suami istri untuk mempererat tali cinta kasih di antara mereka dan menghimbau agar secepatnya menyelesaikan semua masalah dan pertikaian di antara keduanya yang dapat mengakibatkan perceraian. Karena itulah, kita temukan dalam banyak nash agama adanya perintah untuk bergaul dengan baik dengan pasangan kita. Allah SWT berfirman,

.. وعاشروهنّ بالمعروف فإن كرهتموهنّ فعسى أن تكرهوا شيئا و يجعل الله فيه خيرا كثيرا

Artinya: …Bergaullah dengan isteri-isteri kalian dengan cara yang baik. Jika kalian tidak menyukai mereka, (bersabarlah) karena mungkin saja kalian membenci sesuatu padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang berlimpah. [42]

Islam juga telah mengajarkan untuk mengadakan perbaikan hubungan demi mengembalikan suasana harmonis dalam keluarga. Allah SWT berfirman,

وإن امرأة خافت من بعلها نشوزا أو إعراضا فلا جناح عليهما أن يصلحا بينهما صلحا والصلح خير ….

Artinya: Jika seorang wanita merasa khawatir terhadap sikap tak acuh suami terhadapnya, ia dapat mengusahakan perdamaian di antara mereka berdua. Perdamaian itu adalah sesuatu yang baik…. [43]

Mengadakan perdamaian antara suami dan isteri lebih baik daripada meninggalkannya. Melihat kenyataan bahwa hati manusia dapat berubah-ubah dan kehendak sewaktu-waktu dapat berbalik, Islam menekankan kepada suami dan isteri untuk melakukan upaya perdamaian sebelum mengambil keputusan untuk saling berpisah. Allah SWT berfirman,

وإن خفتم شقاق بينهما فابعثوا حكما من أهله و حكما من أهلها إن يريدا إصلاحا يوفّق الله بينهما إنّ الله كان عليما خبيرا

Artinya: Jika kalian mengkhawatirkan adanya pertikaian antara keduanya, utuslah seorang juru damai dari masing-masing pihak, suami dan isteri. Jika mereka berdua bermaksud mengadakan perbaikan, Allah pasti akan memberikan taufik-Nya kepada mereka. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui dan Maha mengenal. [44]

Jika semua usaha perbaikan hubungan dan upaya untuk mengembalikan keadaan seperti sediakala tidak membuahkan hasil, dan jika semua pertikaian dan perselisihan yang ada tidak bisa diselesaikan kecuali dengan perceraian, saat itulah mungkin perceraian merupakan jalan terbaik bagi mereka berdua.

Walaupun demikian, anak tetap akan mendapatan pukulan yang hebat dari perpisahan kedua orang tuanya tersebut dan ini akan terlihat pada perubahan tingkah lakunya. Karena itu, Islam masih memberikan peluang kepada mereka berdua untuk kembali membangun rumah tangga mereka. Islam memberikan kesempatan kepada suami untuk merujuk isterinya saat ia masih berada dalam masa iddah atau menikahinya dengan ijab qabul baru jika wanita itu telah keluar dari masa iddah. Selain itu, ia masih dapat merujuk setelah menceraikan isterinya sebanyak dua kali.

Jika semua usaha perbaikan hubungan ini tidak membuahkan hasil dan perpisahan benar-benar terjadi, mereka berdua berkewajiban untuk menjaga perasaan anak-anak dengan mencurahkan perhatian dan kasih sayang kepada mereka. Selain itu, mereka berdua harus memberikan pengertian kepada anak-anak, bahwa baik ayah maupun ibu mereka adalah orang-orang yang baik. Islam melarang kita untuk berdusta, bergunjing, serta membongkar aib dan cela orang lain. Dengan demikian, anak akan dapat mengatasi masalah dan benturan psikis yang ditimbulkan oleh perceraian orang tuanya.

Jika anjuran dan himbauan ini tidak diperhatikan dan masing-masing pihak saling melemparkan tuduhan kepada pihak lain serta membongkar aib dan kesalahannya kepada anak, si anak akan membenci kehidupan dan merasa rendah diri. Lebih jauh lagi, hal itu akan berpengaruh pada perasaannya terhadap orang tuanya. Ia akan membenci dan sekaligus mencintai mereka pada saat yang sama setelah mengetahui cela dan kesalahan masing-masing. Anak yang demikian ini akan selalu dihinggapi oleh rasa gelisah dan kekhawatiran. Kegelisahannya hari demi hari akan bertambah, dan hal itu berpengaruh buruk pada kehidupan sosialnya dan rumah tangganya di masa mendatang.

Link Artikel Lainya :

Jumat, 18 Juni 2010

Stres Anak dan Bantuan Mengatasinya

Stres Anak dan Bantuan Mengatasinya
Anak-anak dapat pula mengalami stres dan bila tidak dapat diatasi dengan baik dapat menyebabkan penyakit secara fisik, emosi maupun mental. Maka, bagaimana Anda sebagai orang tua dapat mengetahui gejala stres pada anak? Apa penyebabnya? Apa yang dapat dilakukan untuk membantu anak keluar dari stres anak?
Kumpulan.info - Saat sedang banyak pikiran, seorang dewasa kadang-kadang kita ingin kembali ke masa kanak-kanak karena berpikir pada masa itu seorang anak dapat bermain dengan bebas tanpa perlu memikirkan keluarga, keuangan, atau hal lainnya. Namun, seorang anak yang masih polos pun juga bisa mengalami frustasi dan stres. Bahkan beberapa penyakit pada anak bisa jadi disebabkan karena reaksi psikosomatik yang disebabkan karena stres.


Penyebab Stres Anak

Stres pada anak dapat terjadi pada berbagai usia, bahkan sejak usia dini, sejak dalam kandungan. Bila ibu yang mengandung mengalami stres, janin yang ada dalam kandungan juga akan merasakannya. Detak jantung janin menjadi tidak teratur, sehingga persediaan oksigen dan sari makanan berkurang. Seiring pertambahan usia terutama saat masa remaja, berbagai penyebab dapat memicu stres pada anak, di antaranya adalah:
Makanan
Kurangnya kandungan gizi pada makanan dapat menyebabkan pertumbuhan anak tidak optimal dan suplai gizi yang diperlukan tubuh tidak tercukupi sehingga dapat menimbulan stres. Begitu juga, konsumsi makanan cepat saji yang berlebihan, karena makanan tersebut memiliki kandungan gula yang berlebih dan minim gizi untuk tubuh.
Kurang tidur
Terlalu banyak bermain atau menonton televisi membuat anak kekurangan jam tidurnya. Untuk anak yang telah bersekolah, banyaknya tugas dari sekolah, kegiatan ekstrakurikuler atau kursus yang berlebihan membuat anak kekurangan waktu dan harus menghabiskan waktu untuk menyelesaikan tugasnya sehingga jam tidur berkurang. Kurang tidur dapat menyebabkan emosi dan pikiran anak menjadi tidak stabil dan rentan mengalami stres.
Lingkungan keluarga
Pertengkaran orang tua atau perceraian dapat menyebabkan ketakutan pada anak. Hal ini wajar, karena seorang anak sangat mendambakan kasih sayang orang di sekelilingnya, terutama orang tuanya untuk membuatnya merasa aman dan terlindung.
Pola asuh orang tua
Secara umum, pola asuh orang tua terdiri dari 3 macam. Pertama, authoritarian di mana orang tua bersikap otoriter, tidak memberi anak kebebasan dan memaksa anak agar memenuhi tuntutan orang tua bahkan menganiaya anaknya. Kedua, permissive yaitu orang tua sangat membebaskan anaknya walaupun seorang anak belum dapat membuat keputusan dengan tepat dan membiarkan kesalahan anak. Ketiga, authoritative yaitu orang tua menentukan dengan jelas konsekuensi dari setiap tindakan yang diambil, mereka tidak mengekang anak secara berlebihan juga tidak membebaskannya, tetapi terus memberi perhatian pada anak dan berusaha membentuk anak yang mandiri. Pola authoritative ini yang paling baik untuk membentu kepribadian anak. Stres dapat terjadi pada anak apabila dia merasa tidak dapat memenuhi tuntutan orang tuanya ataupun karena dia harus mengalami konsekuensi buruk akibat kesalahan keputusan yang diambilnya.
Tekanan dari teman
Dalam pergaulannya, seorang anak tidak ingin berbeda dari anak-anak lain dari kelompoknya. Perbedaan seorang anak, mungkin karena fisik atau sifatnya dapat memancing ejekan dari teman-temannya. Ini pula yang dapat menyebabkan seorang anak merasa stres karena merasa tidak dapat diterima oleh teman-temannya.


Bagaimana Anak Memandang suatu Peristiwa?Kematian orang tua Anak akan merasa bersalah. Anak memandang bahwa orang tua meninggal karena kesalahannya yang sering membuat orang tuanya marah.
Perceraian Anak merasa ditelantarkan. Logika seorang anak mengatakan bahwa jika orang tua dapat berhenti mengasihi satu sama lain, mereka pun dapat berhenti mengasihi dia.
Pertengkaran orang tua Anak ketakutan saat melihat orang tua bertengkar. Pertengkaran orang tua dapat menimbulkan stres berat sehingga mengakibatkan muntah-muntah, tanda-tanda ketegangan pada wajah, kerontokan rambut, naik atau turunnya berat badan, dan bahkan bisul-bisul.
Terlalu banyak tuntutan Karena ditekan untuk menjadi yang terbaik di sekolah, di rumah, dan bahkan sewaktu bermain, sang anak tidak pernah menang dan perlombaan tidak pernah berakhir.
Ada adik baru Karena anak harus berbagi perhatian dan kasih sayang orang tuanya, ia mungkin merasa telah kehilangan orang tua sebaliknya daripada mendapat adik.
Kesalahan Anak memandang kesalahan seperti penghinaan. Karena memiliki citra diri yang labil, anak-anak cenderung memandang segala sesuatu jauh melampaui porsinya. Ia mendapati bahwa penghinaan adalah salah satu penyebab umum bunuh diri di kalangan anak-anak.
Cacat Seorang anak yang cacat fisik atau mental mungkin harus menanggung ejekan dan ketidaksabaran guru dan anggota keluarga yang menyatakan kekecewaan atas apa yang sama sekali di luar kesanggupannya. Hal ini akan menyebabkan frustasi pada anak.


Gejala Stres

Seorang anak yang stres dapat diidentifikasi dengan memperhatikan tingkah lakunya. Reaksi-reaksi psikosomatik, termasuk problem pencernaan, sakit kepala, kelelahan, gangguan tidur, dan masalah sewaktu buang air, mungkin merupakan tanda-tanda bahwa ada sesuatu yang tidak beres. Tanda lainnya seperti sering menangis, senang menyendiri, rewel, tidak mau berangkat ke sekolah atau suatu tempat, membuat kenakalan di sekolah atau di lingkungan tempat bermainnya, penurunan nilai sekolah. Bahkan stres juga dapat menyebabkan penyakit fisik pada anak, misalnya merasa pusing, mual, diare, kelumpuhan akibat depresi, atau penyakit lainnya.

Apabila seorang anak mengalami sakit dalam waktu lama dan setelah dikonsultasikan ke dokter tidak ditemukan penyebab pastinya, maka tidak ada salahnya bila Anda meminta bantuan seorang psikolog, karena penyakit tersebut bisa saja bukan disebabkan virus, bakteri atau kerusakan pada tubuh melainkan disebabkan pikiran anak yang sedang stres.


Membantu Anak yang Mengalami Stres

Sebagai manusia yang belum berpengalaman dan kapasitas otak yang belum optimal, seorang anak tidak memiliki kemampuan untuk mencari solusi dari stres yang dideritanya sehingga perlu mendapat bantuan dari orang dewasa untuk dapat mengatasi kesulitannya sehingga stres yang dialaminya tidak berkepanjangan.

Bila ada indikasi anak Anda mengalami stres, hindari untuk merasa panik berlebihan karena bila Anda panik maka Anda dapat pula menderita stres sehingga tidak dapat membantu anak Anda. Yang dapat Anda lakukan untuk membantu anak Anda adalah:
Perbaiki pola asuh Anda
Bila selama ini Anda cenderung otoriter atau sebaliknya serba boleh, sebaiknya Anda mengubah pola asuh Anda agar anak Anda tidak merasa terbebani dengan tuntutan yang berlebihan. Sebaliknya, berikan aturan yang jelas, mengapa aturan tersebut diberikan dan konsekuensi apabila peraturan dilanggar. Jangan lupa untuk memberikan pujian jika anak Anda bersikap positif, tetapi berikan teguran atau disiplin apabila anak melakukan pelanggaran serta penjelasan mengapa disiplin diberikan dan bukan karena orang tua membenci anaknya.
Jangan buat tuntutan yang berlebihan
Orang tua menginginkan anaknya mencapai yang terbaik, tetapi jangan tetapkan target yang tidak dapat dicapai oleh anak. Jangan pula mengritik atau membanding-bandingkan seorang anak dengan orang lain. Terimalah seorang anak dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Jika seorang anak gagal mencapai tuntutan yang Anda berikan, jangan menghukum atau mengejeknya, tetapi bantulah anak agar dapat menjadi lebih baik di kemudian hari. Kegagalan yang dialami anak sekarang bukan berarti dia tidak dapat menjadi lebih baik dan bukan berarti akhir segalanya.
Buat kedekatan dengan anak dan komunikasi yang terbuka
Kedekatan orang tua dengan anak akan membantu seorang anak terbuka terhadap orang tua dan leluasa menjadikan orang tua sebagai tempat curhat. Anak dapat menceritakan kejadian yang tidak menyenangkan yang dialaminya saat di sekolah atau di luar rumah. Orang tua, sebagai manusia yang lebih berpengalaman dapat memberikan solusi yang baik untuk anak atau mengambil tindakan yang diperlukan agar kejadian tidak menyenangkan dapat dihindari. Ini sangat baik dibandingkan jika anak menceritakan permasalahannnya kepada teman sebaya atau orang lain yang tidak tepat yang dapat memberikan saran yang membuatnya semakin terpuruk.
Ciptakan keluarga yang harmonis
Hubungan ayah ibu yang harmonis, kedekatan dengan kakak adik dan anggota keluarga lain membuat anak merasa nyaman dan betah di rumah, membantunya terhindar dari pergaulan buruk yang dapat menimbulkan berbagai masalah yang dapat membuat anak stres. Selain itu, dengan keluarga harmonis dapat menghindari terjadinya pertengkaran bahkan perceraian yang akan mengganggu kestabilan emosi anak.
Bentuk anak yang mandiri
Seorang anak pada saatnya harus menjadi mandiri, karena tidak mungkin orang tua terus menerus mengawasinya. Maka, bantu anak dengan melatihnya untuk membuat keputusan yang diperlukan. Misalnya, saat seorang anak menanyakan apakah suatu tindakan boleh dilakukan atau tidak, ajak anak berdiskusi apa hal baik dan hal negatif yang akan terjadi jika anak melakukan hal tersebut. Hal ini dapat membantu anak jika suatu saat ia harus membuat keputusan tanpa bantuan orang tua. Anak yang mandiri juga akan lebih dpaat menyelesaikan masalahnya dan menangani saat dia merasa tidak nyaman sehingga mencegah anak mengalami stres.
Beri keleluasan yang wajar untuk anak
Untuk hal-hal yang tidak terlalu prinsip, berikan keleluasan pada anak. Misalnya dalam menentukan kegiatan ekstrakurikuler atau kursus yang akan diikutinya. Biarkan anak menyalurkan hobinya sehingga anak tidak merasa terkekang dan menikmati aktivitasnya.
Berikan makanan sehat dan tidur cukup
Karena asupan gizi dapat mempengaruhi stres anak, maka sajikan makanan yang bergizi untuk Anda, jangan membiasakannya dengan makanan cepat saji, soft drink, atau jajanan lain yang tidak bergizi. Juga biasakan anak agar makan dengan teratur dan tepat waktu. Sedangkan untuk membantu anak cukup tidur, bantu anak agar memiliki jadwal yang baik, tentukan kapan dia boleh bermain, kapan harus mengerjakan tugas dan jadwal lainnya sehingga anak memiliki waktu untuk tidur siang dan tidak sampai harus tidur larut malam untuk mengerjakan tugasnya.

Perhatian dan kasih sayang yang dari orang tua tertutama yang dibutuhkan anak dan membantu anak terhindar dari stres. Maka, terus dukung, latih dan asuh anak Anda agar dia dapat menikmati hari-harinya dengan ceria.
Link Artikel Lainya :

Senin, 14 Juni 2010

Hak Ibu lebih besar dari pada Hak Ayah

Hak Ibu lebih besar dari pada Hak Ayah

Di dalam surat Al-Ahqaf ayat 15 Allah Subhanahu wa Ta’alaa berfirman :

"Artinya : Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada kedua orang tuanya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdo’a, "Ya Rabb-ku, tunjukkilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan supaya aku dapat berbuat amal yang shalih yang Engkau ridlai, berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri".

Ukuran terendah mengandung sampai melahirkan adalah 6 bulan (pada umumnya adalah 9 bulan 10 hari) di tambah 2 tahun menyusui anak jadi 30 bulan, sehingga tidak bertentangan dengan surat Lukman ayat 14. [Lihat Tafsir Ibnu Katsir]

Dalam ayat ini disebutkan bahwa ibu mengalami tiga macam kepayahan, yang pertama adalah hamil kemudian melahirkan dan selanjutnya menyusui. Karena itu kebaikan kepada ibu tiga kali lebih besar dari pada kepada bapak.

Dalam hadits yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah.

"Artinya : Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ’anhu ia berkata, "Datang seseorang kepada Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa sallam dan berkata, ’Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali ?’ Nabi Shallallahu ’alaihi wa sallam menjawab, ’Ibumu!’ Orang tersebut kembali bertanya, ’Kemudian siapa lagi ?’ Nabi Shallallahu ’alaihi wa sallam menjawab, ’Ibumu!’ Ia bertanya lagi, ’Kemudian siapa lagi?’ Nabi Shallallahu ’alaihi wa sallam menjawab, ’Ibumu!’, Orang tersebut bertanya kembali, ’Kemudian siapa lagi, ’Nabi Shallallahu ’alaihi wa sallam menjawab, ’Bapakmu’ "[Hadits Riwayat Bukhari (AL-Ftah 10/401) No. 5971, Muslim 2548]

Imam Adz-Dzhabai dalam kitabnya Al-Kabair berkata :

"Ibumu telah mengandungmu di dalam perutnya selama sembilan bulan seolah-olah sembilan tahun. Dia bersusah payah ketika melahirkanmu yang hampir saja menghilangkan nyawanya. Dan dia telah menyusuimu dari teteknya, dan ia hilangkan rasa kantuknya karena menjagamu. Dan dia cuci kotoranmu dengan tangan kanannya, dia utamakan dirimu atas dirinya serta atas makanannya. Dia jadikan pangkuannya sebagai ayunan bagimu. Dia telah memberikannmu semua kebaikan dan apabila kamu sakit atau mengeluh tampak darinya kesusahan yang luar biasa dan panjang sekali kesedihannya dan dia keluarkan harta untuk membayar dokter yang mengobatimu dan seandainya dipilih antara hidupmu dan kematiannya, maka dia akan meminta supaya kamu hidup dengan suara yang paling keras.

Betapa banyak kebaikan ibu, sedangkan engkau balas dengan akhlak yang tidak baik. Dia selalu mendo’akanmu dengan taufiq, baik secara sembunyi maupun terang-terangan. Tatkala ibumu membutuhkanmu di saat di sudah tua renta, engkau jadikan dia sebagai barang yang tidak berharga disisimu. Engkau kenyang dalam keadaan dia lapar. Engkau puas dalam keadaan dia haus. Dan engkau menhdahulukan berbuat baik kepada istri dan anakmu dari pada ibumu. Dan engkau lupakan semua kebaikan yang pernah dia buat. Dan rasanya berat atasmu memeliharanya padahal adalah urusan yang mudah. Dan engkau kira ibumu ada di sisimu umurnya panjang padahal umurnya pendek. Engkau tinggalkan padahal dia tidak punya penolong selainmu.

Padahal Allah telah melarangmu berkata ’ah’ dan Allah telah mencelamu dengan celaan yang lembut. Dan engkau akan disiksa di dunia dengan durhakanya anak-anakmu kepadamu. Dan Allah akan membalas di akhirat dengan dijauhkan dari Allah Rabbul ’Aalamin. Dan Allah berfirman di dalam surat Al-Hajj ayat 10 :

"Artinya : (Akan dikatakan kepadanya), ’Yang demikian itu, adalah disebabkan perbuatan yang dikerjakan oleh kedua tanganmu dahulu dan sesungguhnya Allah sekali-kali tidak pernah berbuat zhalim kepada hamba-hambaNya".

Demikianlah dijelaskan oleh Imam Adz-Dzahabi tentang besarnya jasa seorang ibu terhadap anak dan menjelaskan bahwa jasa orang tua kepada anak tidak bisa dihitung. Ketika Ibnu Umar menemui seseorang yang menggendong ibunya beliau mengatakan, "Itu belum bisa membalas". Kemudian juga beberapa riwayat[1] disebutkan bahwa seandainya kita ingin membalas jasa orang tua kita dengan harta atau dengan yang lain, masih juga belum bisa membalas. Bahkan dikatakan oleh Nabi Shallallahu ’alaihi wa sallam.

"Artinya : Kamu dan hartamu milik bapakmu" [Hadits Riwayat Ibnu Majah dari Jabir, Thabrani dari Samurah dan Ibnu Mas’ud, Lihat Irwa’ul Ghalil 838]

Disalin dari Kitab Birrul Walidain, edisi Indonesia Berbakti Kepada Kedua Orang Tua oleh Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas, terbitan Darul Qolam – Jakarta.

Foote Note.

Shahih Ibnu Majah No. 1855

Link Artikel Lainnya :

AYAH BERKEWAJIBAN MENDAKWAHI ANAKNYA DENGAN CARA TERBAIK

AYAH BERKEWAJIBAN MENDAKWAHI ANAKNYA DENGAN CARA TERBAIK

Pertanyaan. Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin ditanya : Sebagian orang tua yang patuh beragama sering menghadapi kesulitan disebabkan ketidak patuhan anak-anak mereka secara sempurna terhadap hukum-hukum Islam. Misalnya dalam menjaga shalat dan dasar-dasar Islam lainnya, bahkan melakukan beberapa perbuatan maksiat, seprti menonton film, memakan riba, terkadang tidak menghadiri shalat berjama’ah –kadang-kadang-, mencukur jenggot serta kemungkaran-kemungkaran lainnya. Maka apakah sikap seorang ayah yang muslim dan taat (mustaqim) terhadap anak-anak tersebut ? Dan apakah ia harus bersikap keras terhadap mereka atau bersikap lembut ?


Jawaban. Menurut pandangan saya hendaknya (seorang ayah) mendakwahi mereka dengan cara yang terbaik sedikit demi sedikit. Apabila mereka terjatuh dalam beberapa maksiat maka hendaknya ia melihat (maksiat) yang paling berat, lalu memulai (dakwah –pen) dengannya dan mengulang-ulangi diskusi dengan mereka hingga Allah Subhanahu wa Ta’ala memudahkan urusan ini dan merekapun meninggalkannya. Namun jika mereka tidak mungkin meresponnya maka perbuatan-perbuatan maksiat berbeda-beda, sebagian di antaranya tidak mungkin membiarkan anak bersama anda sementara ia melakukannya, dan sebagian ada yang dibawahnya. Maka bila seorang menghadapi pertentangan antara dua mafsadah, sementara keduanya pasti harus terjadi atau salah satunya pasti terjadi, maka melakukan yang lebih ringan (mafsadah)nya itulah yang adil dan itulah yang hak. Akan tetapi problem yang juga terjadi adalah kebalikan dari pertanyaan ini, yaitu bahwa sebagian pemuda menemui kesulitan disebabkan penyimpangan ayahnya, dimana sang pemuda itu adalah seorang yang multazim namun ayahnya justru berbeda dari itu. Maka anda akan menemukan ayahnya selalu menentangnya dalam banyak masalah. Kini nasehat saya kepada para bapak tersebut adalah hendaknya mereka takut kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala terhadap diri mereka dan anak-anak mereka, hendaknya mereka memandang arah (perilaku) anak-anak mereka dan istiqomahnya itu sebagai suatu nikmat yang patut mereka syukuri kepada Allah baginya, karena keshalihan anak-anak mereka itu akan bermanfaat bagi mereka ketika masih hidup dan ketika telah mati. Sebagaimana Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda. “Artinya : Apabila seorang insane mati maka terputuslah semua amalannya, kecuali dari tiga hal : sedekah jariyah, atau ilmu yang bermanfaat, atau anak shalih yang mendo’akannya” [1] Saya juga mengarahkan pembicaraan kepada para putra dan putri, bahwa ayah ataupun ibu mereka jika memerintahkan kepada kemaksiatan maka tidak ada keataatan dalah hal itu, tidak wajib taat kepada mereka[2], dan menyelisihi mereka –walaupun mereka marah- tidaklah termasuk kedurhakaan, bahkan itu termasuk berbakti dan berbuat baik pada keduanya agar dosa dan kejahatan mereka tidak bertambah disebabkan kalian melakukan maksiat yang mereka perintahkan. Maka apabila kalian menolak berbuat maksiat yang mereka perintahkan, maka sebenarnya kalian telah berbakti pada mereka, karena kalian telah menghalangi mereka untuk tidak menambah dosa. Maka kalian jangan menta’ati mereka dalam kemaksiatan selama-lamanya. Adapun dalam ketaatan yang itu meninggalkannya bukan termasuk maksiat, maka seyogyanya seseorang melihat apakah yang lebih mengandung maslahat. Jika ia melihat yang lebih maslahat adalah menyelisihi mereka, maka hendaknya ia menyelisihi mereka. Akan tetapi hendakanya menyiasatinya jika ketaatan tersebut termasuk yang boleh ditolak dan disembunyikan dari mereka, maka hendaklah ia menolak dan menyembunyikannya dari mereka, maka hendaklah ia menolak dan menyembunyikannya dari mereka. Dan jika (ketaatan) tersebut termasuk (yang mungkin di tolak namun) tidak mungkin disembunyikan maka ia dapat menampakkannya dan berusaha untuk menjelaskan dengan tuntas kepada mereka (para orang tua) bahwa hal itu tidaklah membawa mudharat jika dilakukan, atau dengna ungkapan yang semacamnya yang dapat memuaskan (orang tua).

[Disalin dari kitab Ash-Shahwah Al-Islamiyah Dhawabith wa Taujihat, edisi Indonesia Panduan Kebangkitan Islam, Penulis Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, terbitan Darul Haq]

Foote Note

[1] Hadits Riwayat Muslim No. 1631 dalam kitab Al-Wshiyah, bab Maa Yalhaqul Insan Min Ats-Tsawaab Ba’da Wafatihi, dari hadits Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu

[2] Berdasarkan sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Tidak ada keta’atan bagi makhluq dalam bermaksiat kepada Khaliq” Dikeluarkan oleh Ahmad (1/131). Al-Arna’uth berkata : “sanadnya lemah, akan tetapi mempunyai syahid dari hadits Al-Hakam bin Amr Al-Ghifari dan Imran bin Hushain Radhiyallahu ‘anhu pada Ahmad (5/66,67) dan Ath-Thayalisi 856 dan sanadnya shahih, dishahihkan oleh Al-Hakam (2/443) dan disetujui oleh Adz-Dzahabi. Ia juga mempunyai syahid (dari) apa yang dikeluarkan oleh Al-Bukhari no. 7145, Muslim no. 1840 dari Ali Radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Tidak ada ketaatan dalam kemaksiatan, keta’atan itu hanya pada yang ma’ruf” Lihat Silsilah Ash-Shahihah oleh Al-Albani (179-181).

Link Artikel Lainnya :

Tips Menghafal Al Quran

Tips Menghafal Al Quran

Untuk membantu agar bisa menghafal Al-Quran dengan baik, ada banyak teknik yang perlu diperhatikan. Antara lain :

  1. Pahami makna dan tafsir ayat yang akan dihafal dengan baik dan merujuk kepada kitab-kitab tafsir yang benar. Sebab memang demikianlah dahulu para shahabat menghafal Al-Quran, yaitu dengan memahami makna dan pengertiannya. Jangan lupa juga untuk membaca asbabun nuzulnya, agar kita punya informasi jelas tentang sebab-sebab turunnya ayat tersebut. Dan tentunya akan memberikan makna tersendiri ketika kita menghafalkannya.
  2. Dengarkan lafaz-lafaz ayat itu dengan baik dan berulang-ulang. Sehingga memori ingatan kita dipenuhi dengan alunan bunyi lafaz ayat Al-Quran yang akan kita hafal. Bukankah anak kecil dengan mudah menghafal jingle iklan di televisi, padahal mereka tidak punya waktu khusus untuk menghafalkannya, bukan?
  3. Sering-seringlah melafazhkan ayat-ayat yang ingin dihafal itu dalam setiap kesempatan, jangan hanya bergantung pada saat murajaah (eveluasi) saja. Misalnya, ketika di dalam perjalanan, saat bekerja atau saat lainnya yang layak untuk melafazkankan ayat Al-Quran.
  4. Manfaatkan shalat-shalat sendirian seperti shalat sunnah untuk melakukan murajaah hafalan. Misalnya pada 10 rakaat shalat rawatib qabliyah dan ba’diyah, shalat tahiyatul masjid, shalat dhuha, qiyamullaih dan witir.
  5. Kurangi atau hilangkan secara total maksiat dan larangan-larangan Allah SWT, baik yang dilakukan oleh telinga, mata, lisan, tangan dan hati. Sebab maksiat itu bisa membuat hati menjadi lupa dan terlena. Itulah yang dahulu dirasakan oleh Al-Imam Asy-Syafi’i rahimahullah. Kala itu oleh Waqi’, gurunya, beliau dinasehti untuk meninggalkan maksiat. Peristiwa itu tercermin dalam syiir beliau yang amat terkenal “Syakautu liwaqi’in suu’a hifdzi, fa arsyadani ditarkil ma’ashi”. Aku mengadu kepada Waqi’ tentang buruknya hafalanku, maka beliau menasehatiku untuk meninggalkan maksiat.
  6. Buka rahasia keindahan bahasa Arab pada lafaz Al-Quran itu, sebab dengan terbukanya rahasia keindahan bahasa, kita akan punya kesan yang mendalam pada lafaz yang kita baca. Dan biasanya, kesan yang mendalam itu akan sangat menguatkan memori hafalan.
  7. Jangan terlalu memasang target jumlah ayat yang terlalu sulit untuk dikejar. Biarkanlah anda sedikit bersabar dengan progres hafalan. Sebab yang penting bukan berapa banyak yang bisa dihafal dalam waktu tertentu, melainkan seberapa tajam ingat kita terhadap ayat yang kita hafal tersebut. Dan seberapa sering kita selalu melafazkannya dalam tiap detik kehidupan kita sehari-hari.
Tidak ada salahnya untuk bisa ingat terus anda mempunyai ‘contekan’ kecil yang anda bawa kemana-mana. Tapi harus dijaga dengan baik agar tidak menghilangkan kehormatan kita kepada tulisan ayat Al-Quran.
Link Artikel Lainya :

Minggu, 13 Juni 2010

belajar sholat

Ayo Adik Adik Kita Belajar Sholat Sama Sama ...


nasyid alif ba ta

Ayo Belajar Sambil Bernyanyi....



3 Hari PIntar Membaca Al-Quran


Ayo Belajar Sama Sama.....

CARA ASYIK BELAJAR AL-QURAN

CARA ASYIK BELAJAR AL-QURAN



“Saat ini, banyak orangtua yang menyadari betapa pentingnya menanamkan nilai-nilai Al-Quran pada anak-anak. Namun, mereka bingung bagaimana cara menanamkannya. Hadiahkan saja pada anak-anak kita I Love my Al-Quran. ...”

Yang diungkapkan Aam Amirudin, M.Si (Penulis Tafsir Kontemporer Juz ‘Amma) dalam endorsmennya mengenai buku I Love my Al-Quran di atas tidaklah berlebihan. Sebab, I Love my Al-Quran merupakan satu paket yang sangat berharga dan cocok sekali untuk dihadiahkan kepada anak-anak kita tercinta.

Bagaimana tidak?

I Love my Al-Quran terbitan Pelangi Mizan ini merupakan terobosan baru di Indonesia bahkan di dunia dalam mempelajari Al-Quran. Buah hati Anda diajak mempelajari Al-Quran dengan cara asyik nan menyenangkan. Produk ini membantu mengembangkan kecerdasan majemuk mereka. Sebab, I Love my Al-Quran memberikan alternatif menakjubkan dalam menyampaikan pesan-pesan Allah di dalam Al-Quran. I Love my Al-Quran dilengkapi bahasa visual yang menarik dan bahasa teks yang sangat komunikatif untuk anak.

Tidak hanya itu! I Love my Al-Quran pun memberikan rangsangan agar anak tertarik lebih dalam terhadap Al-Quran melalui permainan interaktif, kata-kata unik di Al-Aquran (kamus), dan lagu-lagu (terjemahan juz ‘Amma) yang asyik untuk dinikmati.

Jika melihat lebih jauh produk I Love my Al-Quran maka akan kita dapati banyak hal yang benar-benar beda dari pada yang sudah ada di pasaran, yaitu:

15 JILID MUSHAF

Mengembangkan Kecerdasan Spiritual, natural, intrapersonal

Di dalam paket ini terdapat: 15 jilid mushaf Al-Quran yang desainnya sangat unik. Anak-anak dapat menambah wawasan aneka warna yang berbeda pada setiap jilidnya (perjilidnya terdiri dari dua juz). Desain seperti ini membuat mereka tidak merasa jenuh untuk membaca Al-Quran. Selain itu, ukuran mushaf yang tidak lebih besar dari A5 dan terdiri dari 48 halaman sangat mudah dan ringan dibawa oleh anak-anak. Bentuk kertas halaman isinya pun sangat unik.

15 JILID TERJEMAHAN dan KANDUNGAN AYAT

Mengembangkan Kecerdasan Spiritual, natural, intrapersonal

Di dalam paket ini, terdapat pula 15 jilid terjemahan dan kandungan ayat. Kandungan ayat ini disajikan di samping setiap halaman terjemahan. Kandungan ayat ditulis dengan bahasa yang sangat komunikatif. Sehingga, anak-anak lebih mudah memahami isi Al-Quran secara bertahap.

Berikut adalah salah satu contoh gaya penulisan di kandungan ayat:

Yuk, awali dengan basmalah!

(SURAH AL-FÂTIHAH, Kandungan Ayat 1-4)

Teman-teman, sebelum berkegiatan, suka baca basmalah, kan?
Nah, berarti semua perbuatan kita senantiasa disandarkan hanya kepada Allah.
Sebab, hanya Dialah yang menciptakan alam semesta, termasuk kita.
Hanya Allah juga yang memberikan kasih sayang (Ar-Rahmân Ar-Rahîm)
kepada seluruh makhluk, di antaranya dengan memelihara, membimbing,
dan memberikan keadilan (Mâlik). Sehingga, tidak ada satu makhluk pun yang dirugikan!

So, dengan basmalah perbuatan kita jadi lebih asyik, loh!

Ibadah

(SURAH AL-FÂTIHAH, Kandungan Ayat 5-6)

O iya, kegiatan-kegiatan yang kita lakukan, seperti: belajar, tolong-menolong
dalam kebaikan, dan merawat diri, semua itu termasuk berbakti atau dikenal dengan istilah ibadah. Ibadah yang tepat dilakukan sesuai dengan petunjuk Allah.
Melalui ibadah, potensi yang kita miliki dapat berkembang dengan baik.
Kata Allah di ayat 5, jika mendapat kesulitan, jangan ragu-ragu memohon pertolongan hanya kepada-Nya. Yuk, berdoa seperti yang ditulis di ayat 6: Ihdinashshirâthalmustaqîm!”

Mengembangkan Kecerdasan Visual-Spasial

Pada setiap halaman kandungan ayat dilengkapi dengan khazanah visual (ilustrasi bergaya dekoratif). Sehingga, kegiatan membaca pun menjadi lebih asyik.

Mengembangkan Kecerdasan Interpersonal

Pada I Love my Al-Quran ini terdapat ruang khusus untuk orang tua, yaitu kotak UNTUK AYAH-IBU. Kotak tersebut berisi informasi tambahan yang perlu diketahui oleh ayah dan ibu dalam mendampingi putra dan putrinya ketika belajar Al-Quran. Dengan demikian, terjadi interaksi yang sangat erat antara orangtua dan anak dalam kegiatan belajar Al-Quran.

Mengembangkan Kecerdasan Linguistik

selain itu, anak-anak diperkenalkan dengan kosakata Al-Quran secara bertahap di setiap halaman terjemahan dan kandungan ayat. Anak-anak pun dapat semakin akrab dengan kata-kata yang ada di dalam Al-Quran.

Mengembangkan Kecerdasan Intrapersonal

Rujuk silang bisa didapatkan di kotak LIHAT JUGA. Pola ini membentuk anak-anak mengetahui korelasi satu ayat dengan ayat lainnya atau satu sumber dengan sumber lain.

Mengembangkan Kecerdasan Intelektual

Anak-anak dapat memperluas wawasan dengan membaca informasi yang berkaitan dengan ayat yang dibaca. Informasi itu bisa berupa peta, peristiwa sejarah, atau pengetahuan ilmiah. Semua itu bisa ditemukan di kotak KAMU PERLU TAHU.

CD Lagu dan Buku Lagu

Mengembangkan Kecerdasan Ritmis-Musikal dan Kecerdasan Kinestik

I Love my Al-Quran memudahkan anak-anak menghapal kandungan ayat 16 surat pendek secara cepat dan menyenangkan melalui CD lagu-lagu yang dilengkapi buku lagu.

PERMINAN ULAR TANGGA

Mengembangkan Kecerdasan Matematis Logis

Anak-anak dapat mengenal dan menghapal 114 nama surat beserta data seputar surat itu, meliputi nama surat, arti nama surat, jumlah ayat, serta makkiyah-madaniyyah-nya. Semua itu dilakukan melalui permainan ular tangga yang mengasyikan.

KAMUS TIGA BAHASA

Mengembangkan Kecerdasan Linguistik

Selain itu, kamus tiga bahasa Arab, Inggris, dan Indonesia berisi kata-kata yang ada di dalam Al-Quran. Membantu anak mengenal secara kosakata yang ada di dalam Al-Quran. Kata-kata di kamus I Love my Al-Quran diklasifikasikan berdasarkan tema yang memudahkan anak-anak membaca dan mencari kata-kata tertentu.

Senin, 07 Juni 2010

Menjaga keutuhan Negara Indonesia

Menjaga keutuhan Negara Indonesia
Dalam UUD 1945 Pasal1 ayat (1) DiSebutkan Bahwa Negara indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik oleh sebab itu negara indonesia di sebut negara kesatuan republik indonesia .
Negara Kesatuan republik Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa , Agama , Adat Istiadat dan semuanya tersebar di seluruh wilayah indonesia mulai dari sabang sampai merauke .
Gambaran mengenai wilayah indonesia tersebut dituangkan dalam sebuah lagu yaitu lagu dari sabang sampai merauke.
Bagaimanakah Berdirinya Negara kesatuan Republik Indonesia ?
  • Berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
  • Mengenal Indonesia.
  • Pentingnya Menjaga keutuhan Negara Indonesia.
  • Perilaku Menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | SharePoint Demo